KesehatanPilihan Editor

Ketua Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kabupaten Situbondo Menggelar Kampanye Stunting Di Kecamatan Kendit

Jumaati Karna Suswandi, menggelar kampanye stunting di Kecamatan Kendit, Selasa (24/8/2021)

Situbondo.skb.com.Ketua Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, Jumaati Karna Suswandi, menggelar kampanye stunting di Kecamatan Kendit, Selasa (24/8/2021).

Jumaati menjelaskan, stunting adalah kondisi tinggi badan anak lebih pendek dibanding tinggi badan anak seusianya. Hal itu disebabkan ibu hamil yang kekurangan asupan gizi, sehingga menyebabkan tumbuh kembang janin dan pertumbuhan awal anak terganggu.

“Faktor utamanya karena kekurangan gizi dalam waktu lama yang terjadi sejak di dalam kandungan, dan di awal tumbuh anak atau di bawah usia dua tahun,” ujar Jumaati.

Jumaati mengaku, baru pertama kali ia bertemu ibu-ibu yang memiliki balita dengan kasus stunting. Karena sejak Bupati Karna Suswandi dilantik pada akhir Februari 2021, kegiatan PKK dibatasi.

“Bupati dilantik masih dalam masa pandemi. Jadi saya dan ibu-ibu PKK lainnya ruang geraknya dibatasi. Apalagi ada kebijakan pembatasan kegiatan masyarakat untuk penanganan COVID-19,” terangnya.

Seiring melandainya kasus COVID-19 di beberapa daerah, termasuk di Situbondo, kegiatan sudah bisa dilakukan dengan penyesuaian-penyesuaian, tentunya menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

“Ini salah satu janji politik Bung Karna (Bupati,Red), yaitu akan turun langsung ke masyarakat. Ini baru pertama kali saya turun, karena kasus COVID-19 sudah mulai mereda.

Kalau kemarin kan masih tinggi, bahkan pemerintah menerapkan PPKM dengan membatasi kegiatan masyarakat,” ungkapnya.

Ia optimis, kasus stunting di Situbondo akan terus bisa ditekan. Salah satunya dengan menggencarkan kampanye stunting ke semua titik yang menjadi kantong-kantong kasus stunting.

“Semakin gencar melakukan kampanye stunting, termasuk memberikan bantuan kepada mereka. Maka, saya optimis angka stunting bisa ditekan,” bebernya.

Ia mengaku, jika kasus stunting di Situbondo menurun jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Jika sebelumnya 26,74 persen, saat ini turun menjadi 12,8 persen atau sebanyak 4.190 balita.

“Berdasarkan hasil bulan timbang pada Februari 2021, Kabupaten Situbondo mempunyai stunting 12,8 persen atau sebanyak 4.190 balita yang mengalami stunting,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo, Rina Widharnarini mengaku, kasus stunting di Situbondo terus mengalami penurunan.

“Kasus stunting di Situbondo terus menurun. Dan untuk angka stunting tahun ini, kami akan merilis pada September bulan depan,” ujarnya.Kata Rina,

Pemantauan terhadap kasus stunting dilakukan melalui kegiatan pos pelayanan terpadu (posyandu), termasuk pemantauan masalah kekurangan gizi. Di masa pandemi, posyandu tetap dilakukan rutin dengan model kelompok kecil.

“Posyandu ini kan merupakan pelayanan kesehatan masyarakat yang sasarannya adalah bayi dan balita. Ini adalah salah satu upaya kita untuk menurunkan masalah kekurangan gizi dan stunting,” tutupnya.(tim)

 

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker